Hai, Sobat Makmur! Pasar saham Indonesia saat ini masih cukup fluktuatif. Hal ini tergambar dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat anjlok dan menyentuh level terendah sejak pandemi Covid-19. Pelemahan IHSG ini disebabkan oleh masifnya sentimen negatif di pasar modal. Lalu, bagaimana Sobat Makmur menyikapi fluktuasi ini? Apa strategi dan instrumen investasi yang tepat di kondisi ini? Dalam artikel ini, Makmur akan membahas mengenai pelemahan pasar saham dan bagaimana memilih instrumen yang tepat. Yuk, disimak!
Awal 2025 tampaknya bukan menjadi periode yang baik bagi pasar saham Indonesia. IHSG terpantau terus melemah di kuartal I-2025. Pada Jumat (28/2), IHSG di posisi 6.270,59. Ini merupakan titik terendah IHSG dalam tiga tahun terakhir atau pasca pandemi Covid-19 mereda. Sejak awal tahun alias secara year-to-date (YTD), IHSG telah melemah 9,08%.
Ada beberapa faktor di balik melemahnya IHSG.
1. Penurunan Rating Pasar Saham Indonesia
Pada akhir Februari 2025, Morgan Stanley Capital International (MSCI) menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks MSCI dari equal weight menjadi underweight. Ada beberapa faktor di balik keputusan penurunan rating ini. Pertama, penurunan rating didasarkan pada penurunan return on equity (ROE) di Indonesia, terutama akibat melemahnya pertumbuhan di sektor-sektor siklikal domestik. Kedua, pertumbuhan ekonomi di Indonesia justru terhambat yang akhirnya berdampak pada valuasi pasar modal Indonesia.
Tentu, penurunan rating ini berdampak pada pelemahan IHSG. Rating IHSG yang mengalami downgrade membuat prospek pasar saham menjadi kurang menarik. Ini membuat investor asing mengurangi porsi kepemilikannya di pasar saham Indonesia. Pada akhirnya, terjadi arus keluar dana asing (capital outflow) yang berdampak pada pelemahan indeks.
2. Pelemahan Saham-Saham Big Bank
Pelemahan IHSG juga disumbang oleh pelemahan saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big caps), diantaranya saham perbankan besar. Sebanyak 3 saham perbankan seperti BMRI, BBNI, dan BBRI mengalami penurunan harga yang signifikan terutama setelah Danantara resmi dibentuk. Penurunan saham-saham bank ini disinyalir karena adanya sentimen negatif ajakan menarik uang secara massal (rush money) yang sempat muncul setelah Danantara dibentuk.
3. Pelemahan Rupiah
Faktor pemberat IHSG masih datang dari sisi internal, yakni pelemahan nilai tukar rupiah. Pada 28 Februari 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar menyentuh level terendah sepanjang Sejarah, yakni di level Rp16.575 per dolar AS. Investor asing akan cenderung melepas kepemilikannya di saham Indonesia.
Mengingat pasar saham yang saat ini sedang bearish, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mengkaji kebijakan relaksasi pembelian kembali (buyback) saham tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Wacana kebijakan buyback tanpa restu RUPS tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas harga di pasar saham. Buyback saham tanpa RUPS ini diharapkan bisa memberikan ruang bagi investor untuk mengambil keputusan dan menyesuaikan operasional perdagangan untuk mendukung efisiensi pasar. Selain itu, OJK juga menunda pelaksanaan atau implementasi short selling.
Volatilitas pasar yang terjadi saat ini menjadi momok yang cukup menakutkan bagi Sebagian investor. Bahkan, mungkin ada sebagian dari Sobat Makmur yang melakukan cut loss atau melakukan aksi jual rugi. Padahal, naik turunnya instrumen investasi adalah hal yang biasa.
Kemudian, jangan pernah membuat keputusan buru-buru berdasarkan ketakutan dan emosi sesaat. Luangkan waktu untuk menganalisis kondisi sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual aset yang kamu miliki. Penerapan mindset yang tepat bisa membantu kamu bertahan di tengah kondisi ketidakpastian pasar.
Selain menerapkan mindset yang tepat, kamu juga harus memilih instrumen investasi yang tepat. Kamu bisa memilih reksa dana sebagai pilihan investasimu di tengah fluktuasi pasar. Jika kamu berinvestasi di reksa dana, dana milikmu akan dikelola secara otomatis dan profesional oleh Manajer Investasi (MI). MI bertugas menentukan aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio reksa dana, seperti saham, obligasi, atau instrumen pasar uang, tergantung pada jenis reksa dana yang kamu pilih. Pemilihan aset ini dilakukan berdasarkan analisis mendalam serta mempertimbangkan berbagai aspek makroekonomi untuk memastikan pengelolaan investasi yang optimal.
Salah satu reksa dana yang bisa kamu cermati adalah TRIM Dana Tetap 2 Kelas A yang merupakan produk dari PT Trimegah Asset Management. TRIM Dana Tetap 2 Kelas A memiliki kinerja pertumbuhan yang relatif prima, dimana dalam setahun reksa dana ini berkinerja 6,89%. TRIM Dana Tetap 2 Kelas A merupakan reksa dana pendapatan tetap, yang cenderung stabil di tengah volatilitas pasar.
Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo seperti promo Special Valentine, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Hai, Sobat Makmur! Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, investasi berbasis syariah memiliki potensi menjanjikan. Salah satu produk investasi syariah yang banyak dipilih oleh investor adalah reksa dana syariah. Reksadana Syariah adalah sebuah produk investasi yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Produk investasi ini menawarkan keuntungan yang halal dan bebas dari unsur riba, […]
Hai, Sobat Makmur! Kamu pasti sudah tidak asing dengan peribahasa jangan membeli kucing dalam karung. Pepatah bijak itu mengajarkan untuk selalu selektif dan cermat sebelum membeli sesuatu. Hal ini juga berlaku saat kamu akan berinvestasi, khususnya reksa dana yang berbasis surat utang (obligasi). Dalam obligasi, dikenal adanya rating yang menentukan sejauh mana penerbit surat utang […]
Hai, Sobat Makmur! Bulan Ramadan (puasa) biasanya menjadi momentum yang pas untuk memperbaiki aspek rohani. Di sisi lain, bulan puasa bisa menjadi waktu yang tepat untuk Sobat Makmur merencanakan investasi dengan bijak mengikuti prinsip syariah. Sebab, banyak peluang yang bisa kamu ambil selama Ramadan untuk berinvestasi karena adanya perubahan pola konsumsi dan ekonomi. Berikut prinsip-prinsip […]
Hai, Sobat Makmur! Reksa dana, khususnya reksa dana pendapatan tetap, masih menjadi instrumen investasi pilihan investor di tengah volatilitas pasar. Hal ini tergambar dari dana kelolaan alias asset under management (AUM) reksa dana per Januari 2025. Melansir data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total dana AUM per Januari 2025 menyentuh angka Rp796,87 triliun. Jumlah tersebut […]
Hai, Sobat Makmur! Saat ini kita sudah memasuki bulan suci Ramadhan, dimana bulan ini umat Islam diwajibkan untuk melakukan ibadah puasa. Tahukah Sobat Makmur, kalau bulan Ramadhan menjadi salah satu momentum puncak dari perilaku konsumsi di Indonesia? Hal ini tidak terlepas dari antusiasme masyarakat dalam menyambut Ramadhan, mulai dari mempersiapkan hidangan berbuka hingga baju baru […]
Hai, Sobat Makmur! Tak terasa sebentar lagi umat Muslim akan memasuki bulan Ramadhan. Di bulan ini, seluruh umat Muslim diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Nah, biasanya pengeluaran Sobat Makmur di bulan puasa akan membengkak, entah untuk keperluan primer maupun untuk keperluan tersier. Membengkaknya pengeluaran sepanjang Ramadhan tak jarang membuat pengelolaan keuangan Sobat Makmur menjadi terganggu. […]