Mengawali perjalanan investasi di reksa dana mungkin tidak mudah, tapi bukan berarti membuat kamu menyerah.
Buat kamu investor pemula, ada cara yang bisa kamu jadikan panduan supaya perjalanan investasi kamu terarah. Salah satu caranya adalah dengan melihat profil risiko. Ini adalah cara untuk menentukan toleransi kamu terhadap risiko saat berinvestasi.
Saat pertama kali proses registrasi di Makmur, akan ada pertanyaan-pertanyaan yang akan menentukan profil risiko kamu . Profil risiko saat berinvestasi umumnya dibagi menjadi tiga, antara lain:
Sesuai namanya, tipe ini cenderung menghindari risiko. Profil risiko konservatif cocok untuk reksa dana pasar uang yang dikenal minim risiko.
Selain cocok untuk reksa dana pasar uang, tipe konservatif juga dapat memilih reksa dana obligasi. Sebab, baik reksa dana pasar uang maupun obligasi, berpotensi menghasilkan return lebih tinggi, dengan risiko yang relatif rendah.
Karakter ini siap menerima fluktuasi jangka pendek atau dalam batasan tertentu. Artinya, tidak terlalu kaget dengan penurunan nilai reksa dana, walau tidak begitu siap juga kalau instrumen investasinya tiba-tiba ‘kebakaran’.
Tipe reksa dana yang cocok untuk profil moderat adalah reksa dana campuran yang risikonya masih relatif rendah, dibandingkan reksa dana saham. Namun, jika kamu yang berprofil moderat ingin memilih reksa dana saham, tidak ada salahnya. Asalkan, sedikit demi sedikit kamu mulai belajar menghadapi fluktuasi di reksa dana tersebut.
Berbeda dengan kedua profil risiko sebelumnya, profil ini siap banget buat menjadi kaya sekaligus siap juga jatuh miskin. Secara sederhana, tipe agresif adalah risk taker yang siap menerima penurunan yang dalam, demi mendapatkan keuntungan yang tinggi misalnya reksa dana saham. Tidak hanya itu, kalau kamu berisiko agresif, kamu biasanya berani investasi saham secara langsung. Tipe agresif ini biasanya diisi oleh para investor tingkat lanjut (bukan pemula) yang sudah memiliki kemampuan menganalisis pasar.
Setelah kamu tahu profil risiko kamu, saatnya memilih produk reksa dana yang cocok. Ada beberapa jenis reksa dana yang bisa kamu pilih di Makmur, antara lain reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksadana campuran dan reksa dana saham. Nggak sedikit yang merasa bingung saat pertama kali memilih reksa dana.
Tapi jangan khawatir karena Makmur bisa bantu kamu dengan fitur Robo Advisor. Ini merupakan fitur yang bisa bantu kamu merancang portofolio investasi berdasarkan profil risiko dan tujuan investasi secara optimal dan otomatis.
Fitur ini bisa bantu kamu untuk mulai pertama kali investasi yang mudah, aman, dan anti ribet! Nanti seiring berjalannya waktu dan kamu wawasan investasi makin bertambah, kamu bisa coba kelola portofolio kamu sendiri. Yang penting mulai dulu, terus mencari tahu, dan mencoba instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu.
Setelah membaca penjelasan di atas dan sudah menjawab pertanyaan saat masuk ke aplikasi Makmur, tentu kamu sudah tahu berada di profil risiko yang mana. Semoga artikel ini bikin kamu semakin pede berinvestasi, nggak bingung lagi dan yang pasti bikin kamu konsisten investasi setiap bulannya.
Editor: Endang Cahyani (bersertifikasi WAPERD, WMI dan CFP)
Penulis: Diestra Perdana
Yuk mulailah berinvestasi di aplikasi yang Aman & Legal seperti Makmur, karena PT Inovasi Finansial Teknologi (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain kamu dapat berinvestasi Reksa Dana, kamu juga bisa mendapatkan berbagai bonus investasi melalui promo-promo menarik dari Makmur. Yuk mulai perjalanan investasimu bersama Makmur dan temukan berbagai Reksa Dana terbaik dari Manajer Investasi pilihan.
Link: Promo-Promo Makmur
Yuk unduh Makmur melalui link dibawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Download Makmur
Website: Makmur.id
Hai, Sobat Makmur! Dalam beberapa waktu terakhir, minat masyarakat dalam berinvestasi emas menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini tercermin dari antrean panjang di berbagai gerai penjualan logam mulia. Emas menjadi pilihan karena pergerakan harganya yang relatif stabil dan cenderung meningkat dalam jangka panjang, sehingga dapat dijadikan sebagai aset pelindung nilai (safe haven). Namun, emas tentu […]
Hai, Sobat Makmur! Setelah libur Lebaran, pasar saham Indonesia kembali dibuka dengan pergerakan yang volatile. Meskipun IHSG berhasil menguat, investor asing justru terus melanjutkan aksi jualnya. Di saat yang sama, rupiah juga mengalami tekanan akibat ketidakpastian global dan gejolak geopolitik. Kondisi ini membuat investor mempertimbangkan kembali posisi saham apakah masih relevan untuk dipertahankan, atau saatnya […]
Hai, Sobat Makmur! Morgan Stanley Capital International (MSCI) baru saja mengumumkan bahwa tiga saham milik Grup Barito, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan Petrosea Tbk (PTRO), tidak masuk dalam proses review untuk penyesuaian indeks MSCI Global Standard pada periode Mei 2025. Kabar ini tentu menjadi perhatian pasar, […]
Hai, Sobat Makmur! Belakangan ini, kondisi pasar keuangan sedang menghadapi banyak ketidakpastian, mulai dari sentimen perang dagang, inflasi global yang masih tinggi, hingga arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang belum pasti membuat investor cenderung wait and see. Di saat yang sama, rupiah juga terus mengalami tekanan terhadap dolar AS. Situasi seperti ini banyak […]
Hai, Sobat Makmur! Perang Dagang masih menjadi sentimen utama yang membayangi pasar modal global belakangan ini. Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menerapkan reciprocal tariffs memicu aksi balasan dari negara besar seperti China. Tak pelak, aksi saling balas tarif ini memicu adanya ketidakpastian khususnya bagi pasar saham dunia. Pada artikel kali ini, Makmur […]
Hai, Sobat Makmur! Pasar saham global sempat mengalami penurunan tajam saat libur Lebaran kemarin. Beberapa bursa di Asia seperti Indeks Nikkei (Jepang), Hang Seng (Hong Kong), Shanghai Composite (China), hingga Strait Times (Singapura) mengalami penurunan yang signifikan. Penyebab utama penurunan ini adalah penerapan tarif balasan atau reciprocal tariff oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. […]