Hai, Sobat Makmur! Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dalam berinvestasi adalah horizon waktu, baik itu jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Hal ini juga berlaku jika kamu berencana untuk berinvestasi reksa dana. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengulas mengenai reksa dana saham, instrumen reksa dana yang cocok untuk investasi jangka panjang. Penasaran? Yuk disimak!
Saat ini kita mengenal ada empat jenis reksa dana. Keempat reksa dana tersebut yakni reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran dan reksa dana saham. Klasifikasi jenis reksa dana ini berdasarkan isi portofolio atau efek terbesar yang menyusun suatu reksa dana. Nah, sesuai namanya, reksa dana saham adalah reksadana yang sebagian besar portofolionya diinvestasikan dalam saham perusahaan yang terdaftar di bursa saham, baik Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun bursa saham luar negeri. Reksa dana saham menempatkan dana investasi sekurang-kurangnya 80% portofolionya dalam bentuk saham.
Jika kamu menjadi investor reksa dana saham, kamu tidak perlu terjun langsung untuk mengamati fluktuasi harga saham. Sebab, hal itu akan dilakukan oleh manajer investasi (MI), dimana MI akan mengelola danamu dengan profesional untuk menghasilkan return yang optimal. Caranya, MI akan menjual dan membeli saham saat harganya sudah sesuai dengan analisis dan memungkinkan untuk transaksi. Nantinya, return yang didapatkan merupakan selisih antara harga jual dengan harga beli dari saham yang ditransaksikan oleh MI tersebut.
Mengutip Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), nilai dana kelolaan alias asset under management (AUM) reksa dana saham mencapai Rp82,45 triliun per Juli 2024. Ini berarti, minat investor untuk berinvestasi di reksa dana saham masih cukup besar. Hal ini tidak terlepas dari sejumlah keunggulan reksa dana saham.
1. Mekanisme yang Mudah
Saham merupakan salah satu instrumen dengan volatilitas yang tinggi. Namun, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika kamu berinvestasi di reksa dana saham, kamu tidak perlu repot untuk mengamati fluktuasi harga saham. Sebab, MI akan mengelola danamu dengan profesional untuk menghasilkan return yang optimal. Kamu hanya perlu untuk mengecek secara berkala perkembangan dari portofolio investasi di reksa dana saham yang kamu beli. Hal ini berbeda jika kamu membeli saham secara langsung, dimana kamu harus langsung mencermati pergerakan saham di pasar untuk bisa mendapat keuntungan yang maksimal.
2. Memerlukan Modal yang Minim
Modal menjadi salah satu faktor penghambat dalam berinvestasi. Namun, kamu tidak perlu khawatir. Sebab, berinvestasi reksa dana saham hanya membutuhkan modal yang minim. Bahkan, hanya dengan Rp10.000, kamu sudah bisa membeli reksa dana saham pilihanmu. Ada banyak reksa dana saham di Makmur yang bisa kamu beli dengan modal minimal Rp 10.000, seperti reksa dana saham Eastspring Investments Alpha Navigator dan reksa dana saham Capital Optimal Equity.
Berbeda jika kamu berinvestasi di saham secara langsung, dimana modal awal yang harus dikeluarkan cukup besar. Misal, kamu berencana membeli saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dimana harga saham BBCA per Senin (19/8) ada di level Rp 10.375 per saham. Untuk diketahui, jumlah unit pembelian adalah minimal 1 lot (100 lembar saham). Ini berarti, kamu harus merogoh kocek minimal Rp1.037.500 untuk membeli 1 lot saham BBCA.
3. Cocok Untuk Jangka Panjang
Jika kamu berencana untuk berinvestasi jangka panjang, maka reksa dana saham adalah instrumen yang tepat untuk kamu. Sebab, biasanya saham dapat menghasilkan return sesungguhnya setelah jangka panjang. Selain itu, berinvestasi jangka panjang juga untuk menghindari kamu dari tingginya fluktuasi harga pasar saham sangat dinamis.
4. Return Investasi yang Relatif Lebih Tinggi
Saham merupakan salah satu instrumen dengan volatilitas tertinggi. Kondisi ini memungkinkan kamu memperoleh keuntungan yang tinggi melalui potensi pergerakan harga saham di pasar modal. Keuntungan dari reksa dana saham merupakan selisih harga jual yang lebih tinggi dari harga beli.
Sebagai investor yang bijak, ada baiknya kamu juga mengetahui sejumlah risiko dan kelemahan reksa dana saham.
1. Risiko Tinggi dan Fluktuasi Tinggi
Prinsip high risk high return berlaku bagi reksa dana saham. Potensi return reksa dana saham memang tinggi, namun potensi ini dibarengi dengan risiko yang tinggi pula. Sebab, fluktuasi saham (yang menjadi portofolio utama reksa dana ini) tidak dapat diprediksi dengan mudah. Hal ini membuat potensi keuntungan maupun kerugian reksa dana saham bisa naik turun kapan saja dengan signifikan.
2. Kurang Cocok Untuk Investasi Jangka Pendek
Reksa dana saham juga kurang cocok jika kamu berencana berinvestasi untuk jangka pendek. Dengan porsi saham sebagai mayoritas pada portofolionya, reksa dana saham memiliki pergerakan yang sangat mirip dengan saham. Sementara itu, saham dapat menghasilkan return sesungguhnya setelah jangka panjang.
3. Risiko Suspensi dan Likuiditas Saham
Risiko suspensi dan likuiditas adalah risiko investasi saham yang tentunya akan berpengaruh pada reksa dana saham. Dalam dunia saham dikenal istilah penghentian perdagangan (suspensi) sementara saham. Penyebab suspensi saham dapat bervariasi, mulai dari keterlambatan penyampaian informasi ke otoritas BEI, aktivitas perdagangan (baik harga naik atau turun) dengan tidak wajar, hingga masalah hukum atau regulasi. Suspensi ini tentu bisa menyebabkan portofolio reksa dana saham menjadi kurang optimal. Sebab, saham yang terkena suspensi tidak bisa diperjualbelikan di pasar saham dalam periode tertentu. Selain itu, ada pula risiko likuiditas saham. Jika saham yang dibeli MI sifatnya kurang likuid, pengelolaan portofolio saham oleh MI menjadi kurang optimal.
Setelah mengetahui kelebihan dan risiko reksa dana saham, Sobat Makmur juga harus cermat sebelum membeli reksa dana saham pilihan. Berikut beberapa tips memilih reksa dana saham yang baik.
Pertama, mencermati isi portofolio reksa dana saham. Portofolio efek menjadi komponen paling penting dalam reksa dana. Sebelum membeli reksa dana saham, pastikan cermati dahulu isi portofolio dalam reksa dana yang menjadi incaranmu. Pastikan saham-saham yang ada dalam reksa dana saham merupakan saham dengan fundamental dan memiliki likuiditas tinggi. Kamu disarankan untuk memilih reksa dana saham yang mengacu pada saham yang masuk ke dalam indeks utama buatan BEI seperti LQ45, IDX30, atau IDX80. Misalkan, pada reksa dana Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A, dimana top holding atau mayoritas portofolio dalam reksa dana ini merupakan saham-saham berfundamental baik. Adapun saham-saham yang masuk ke dalam portofolio reksa dana ini diantaranya saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), hingga PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Ada juga reksa dana STAR Infobank 15 Kelas Utama yang merupakan produk dari PT STAR Asset Management. STAR Infobank15 Kelas Utama merupakan reksa dana saham dengan komposisi 80% hingga 100% yang berasal dari saham yang masuk Indeks INFOBANK15. Indeks ini berisikan saham perbankan dengan fundamental bagus dan likuiditas transaksi yang tinggi.
Kedua, perhatikan kinerja historis. Meski portofoliomu akan dikelola secara profesional oleh MI, ada baiknya kamu tetap memantau dan memperhatikan kinerja dari reksa dana yang kamu beli. Caranya, kamu bisa mencermati fund fact sheet yang secara berkala diterbitkan oleh MI. Dalam fund fact sheet tertuang sejumlah indikator kinerja reksa dana seperti kinerja historis, komposisi portofolio, persentase top holding, hingga persentase keuntungan investasi.Sobat Makmur, setelah membaca artikel ini pastinya kamu semakin yakin untuk membeli reksa dana terbaik di Makmur, baik itu reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sebab, reksa dana yang dijual di Makmur merupakan produk dari MI terbaik dan profesional di tanah air.
Sobat Makmur juga bisa membeli reksa dana pilihanmu dengan memanfaatkan promo August Financial Freedom 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur. Namun perlu diingat, sebelum berinvestasi kamu harus menentukan tujuan investasi dengan jelas dan juga memahami profil risiko investasi terlebih dahulu.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Hai, Sobat Makmur! Dalam beberapa waktu terakhir, minat masyarakat dalam berinvestasi emas menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini tercermin dari antrean panjang di berbagai gerai penjualan logam mulia. Emas menjadi pilihan karena pergerakan harganya yang relatif stabil dan cenderung meningkat dalam jangka panjang, sehingga dapat dijadikan sebagai aset pelindung nilai (safe haven). Namun, emas tentu […]
Hai, Sobat Makmur! Setelah libur Lebaran, pasar saham Indonesia kembali dibuka dengan pergerakan yang volatile. Meskipun IHSG berhasil menguat, investor asing justru terus melanjutkan aksi jualnya. Di saat yang sama, rupiah juga mengalami tekanan akibat ketidakpastian global dan gejolak geopolitik. Kondisi ini membuat investor mempertimbangkan kembali posisi saham apakah masih relevan untuk dipertahankan, atau saatnya […]
Hai, Sobat Makmur! Morgan Stanley Capital International (MSCI) baru saja mengumumkan bahwa tiga saham milik Grup Barito, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan Petrosea Tbk (PTRO), tidak masuk dalam proses review untuk penyesuaian indeks MSCI Global Standard pada periode Mei 2025. Kabar ini tentu menjadi perhatian pasar, […]
Hai, Sobat Makmur! Belakangan ini, kondisi pasar keuangan sedang menghadapi banyak ketidakpastian, mulai dari sentimen perang dagang, inflasi global yang masih tinggi, hingga arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang belum pasti membuat investor cenderung wait and see. Di saat yang sama, rupiah juga terus mengalami tekanan terhadap dolar AS. Situasi seperti ini banyak […]
Hai, Sobat Makmur! Perang Dagang masih menjadi sentimen utama yang membayangi pasar modal global belakangan ini. Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menerapkan reciprocal tariffs memicu aksi balasan dari negara besar seperti China. Tak pelak, aksi saling balas tarif ini memicu adanya ketidakpastian khususnya bagi pasar saham dunia. Pada artikel kali ini, Makmur […]
Hai, Sobat Makmur! Pasar saham global sempat mengalami penurunan tajam saat libur Lebaran kemarin. Beberapa bursa di Asia seperti Indeks Nikkei (Jepang), Hang Seng (Hong Kong), Shanghai Composite (China), hingga Strait Times (Singapura) mengalami penurunan yang signifikan. Penyebab utama penurunan ini adalah penerapan tarif balasan atau reciprocal tariff oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. […]