Hai Sobat Makmur! Pernahkah kamu merasa cemas atau khawatir ketika melihat teman-temanmu sudah melakukan investasi dan mendapatkan keuntungan yang banyak, sementara kamu belum mulai berinvestasi? Perasaan ini sering disebut FOMO atau Fear of Missing Out. FOMO bisa mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan, termasuk kondisi finansialmu. Dalam artikel ini, kita akan membahasnya lebih dalam. Yuk simak bersama!
FOMO, atau Fear of Missing Out adalah perasaan cemas yang timbul ketika kamu merasa ketinggalan atau tidak ikut serta dalam suatu pengalaman atau tren yang sedang populer. Istilah ini menjadi populer di era media sosial, di mana informasi tentang kegiatan, pencapaian, atau gaya hidup orang lain bisa diakses dengan mudah. FOMO membuat seseorang merasa harus selalu terlibat dalam apa yang sedang tren agar tidak merasa tertinggal.
Dalam konteks finansial, FOMO sering kali muncul ketika kamu merasa tertinggal oleh tren investasi yang sedang populer, seperti tingginya kenaikan nilai investasi yang dimiliki oleh seseorang. Ketika melihat orang lain memperoleh keuntungan besar dari investasi tertentu, kamu mungkin tergoda untuk ikut-ikutan tanpa mempertimbangkan dengan pikiran yang matang. Hal ini dapat memicu keputusan investasi yang tidak rasional dalam jangka panjang.
Kondisi ini seringkali terjadi tanpa disadari. Namun memang ada beberapa alasan mengapa orang bisa merasa FOMO:
Platform seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan Twitter sering menampilkan gambaran idealis tentang kehidupan orang lain, seperti momen-momen bahagia, perjalanan, atau pencapaian tertentu. Ketika melihat hal ini, kamu bisa saja merasa tekanan untuk ikut serta atau bahkan bersaing dalam menciptakan atau membagikan momen yang serupa, agar tidak merasa tertinggal.
Di lingkungan sekitar, terutama dari teman-teman atau lingkungan sosial, sering kali ada ekspektasi untuk mengikuti tren, acara, atau gaya hidup tertentu. Tekanan ini dapat membuatmu merasa perlu untuk ikut serta demi merasa diterima atau diakui oleh kelompok tersebut.
Bila kamu berada di lingkungan kampus atau tempat kerja, mungkin ada tren untuk menghadiri acara-acara atau mengikuti gaya hidup tertentu, seperti pergi ke klub atau memiliki barang-barang dengan merek terkenal yang mahal. Jika kamu merasa bahwa tidak mengikuti tren ini dapat membuatmu dianggap aneh atau ketinggalan zaman oleh teman-teman atau kolega, ini bisa menjadi tekanan sosial yang memicu perasaan FOMO.
Ketidakpercayaan diri atau ketidakpuasan terhadap kehidupan pribadi bisa membuatmu mencari pengakuan atau validasi dari luar. Mengikuti tren atau terlibat dalam aktivitas yang sedang populer dianggap sebagai cara untuk meningkatkan citra diri atau merasa lebih baik tentang diri sendiri.
Misal, mungkin kamu merasa tidak percaya diri dengan kehidupan pribadimu yang sekarang. Melihat teman-temanmu yang sukses dalam karier atau kehidupan pribadi mereka bisa membuatmu merasa perlu terlibat dalam hal-hal yang dianggap sukses atau populer, meskipun sebenarnya hal tersebut tidak selalu sesuai dengan nilai atau minatmu sendiri.
Mengalami FOMO dapat berdampak negatif terhadap kesejahteraan mentalmu jika tidak diatasi dengan baik. Penting untuk mengembangkan kesadaran diri yang sehat dan kemampuan untuk memilih pengalaman yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi dari luar.
Ada dua dampak FOMO yang perlu kamu ketahui, yaitu:
Meskipun FOMO sering dianggap negatif, ada situasi di mana FOMO bisa memberikan dampak positif. Salah satu contohnya adalah FIRE movement (Financial Independence, Retire Early). Gerakan ini dapat memotivasimu untuk hidup lebih bijak lagi dalam mengelola keuangan, seperti berhemat, menabung, dan berinvestasi agar bisa mencapai kebebasan tujuan finansialmu di kemudian hari. FOMO terhadap gaya hidup FIRE bisa mendorong kamu untuk belajar lebih banyak tentang keuangan pribadi dan membuat keputusan yang lebih bijak dalam pengelolaan uang.
Sebagai contoh, kamu melihat banyak orang yang sukses mencapai tujuan finansialnya dengan cara berhemat, menabung, dan berinvestasi secara cerdas. FOMO yang positif dalam hal ini mendorongmu untuk belajar lebih banyak tentang manajemen keuangan pribadi, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, dan meningkatkan wawasan dan berinvestasi segera. Akibatnya, kamu mungkin bisa mencapai tujuan keuanganmu lebih cepat atau dengan lebih efisien. Kamu juga bisa meningkatkan wawasan dengan membaca artikel-artikel menarik yang ada di blog Makmur.
Dampak ini yang biasanya akan dirasakan ketika seseorang sudah “tenggelam” dalam FOMO, terutama pada sifat konsumtifnya terhadap sesuatu. Sebagai contoh, kamu melihat teman-teman atau influencer di media sosialmu sering membeli barang-barang mewah, atau membeli tiket promo liburan mewah seharga Rp 20.000.000 untuk pergi liburan ke destinasi yang bagus dalam 3 tahun kemudian. Meskipun kamu sebenarnya tidak mampu secara finansial untuk melakukan hal serupa, FOMO ini mendorongmu untuk menyisihkan pendapatanmu hingga terkumpul sebesar Rp 20.000.000, setelah itu kamu ikut membelanjakan uang tersebut untuk membeli tiket demi meniru gaya hidup mereka walaupun tiket tersebut baru bisa dimanfaatkan setelah 3 tahun kemudian. Akibatnya, kamu mungkin menghabiskan sesuatu yang belum tentu bermanfaat dan cenderung hanya dapat dinikmati dalam waktu sementara.
Namun bayangkan, misalnya kamu tidak terpengaruh dengan FOMO dan kamu alokasikan Rp 20.000.000 tersebut untuk berinvestasi reksa dana di Makmur, serta memiliki tujuan finansial dalam jangka waktu 3 tahun dan profil risikomu moderat. Kemudian nilai Rp 20.000.000 kamu investasikan ke reksa dana pendapatan tetap Insight Renewable Energy Fund yang memiliki potensi imbal hasil 27,22% dalam 3 tahun berdasarkan data per 28 Juni 2024.
Maka setelah 3 tahun kemudian, dana yang kamu alokasikan untuk berinvestasi sebesar Rp 20.000.000 itu, berpotensi menjadi Rp 25.444.000.
FOMO dapat memiliki dampak yang signifikan pada kondisi finansial seseorang. Berikut adalah beberapa dampak negatifnya beserta contohnya:
Ketika terpengaruh oleh FOMO, maka kamu cenderung mengikuti tren terbaru atau gaya hidup tanpa mempertimbangkan kemampuan finansialmu sendiri. Seperti dari contoh sebelumnya, setelah kamu menyisihkan uang untuk membeli tiket seharga Rp 20.000.000, sebenarnya kamu masih memiliki kewajiban dan perlu membayar biaya kebutuhan lain. Seperti membayar kos-kosan per bulan, biaya listrik, biaya pulsa, dan sebagainya. Karena kamu FOMO, maka biaya kebutuhan yang seharusnya dibayarkan tidak dapat terpenuhi. Hal itu bisa menimbulkan rasa keinginan untuk berhutang guna melunasi biaya kebutuhan lain yang perlu dibayar.
Untuk membiayai gaya hidup yang lebih tinggi dari pendapatan, kamu berpotensi cenderung menggunakan kartu kredit atau mengambil pinjaman pribadi atau pinjol (pinjaman online) tanpa memikirkan dampak negatif yang bisa dialami dalam jangka panjang. Penumpukan utang dengan jumlah banyak bisa mempengaruhi kondisi keuangan dan ketenangan hatimu menjadi kurang baik dari sebelumnya.
Fokus pada konsumsi yang sesuai tren dan terus mengikutinya dapat mengabaikan pandanganmu terhadap pentingnya menyisihkan pendapatan buat menabung atau berinvestasi untuk masa depan. Sebagai contoh, ketika sebagian besar uangmu digunakan untuk hal-hal yang tidak perlu, seperti mengikuti tren atau memenuhi gaya hidup, kamu mungkin tidak memiliki cukup uang untuk ditabung atau diinvestasikan untuk masa depanmu. Ini bisa membuatmu kesulitan mencapai tujuan keuangan di masa depan, seperti membeli rumah, menikah, mengumpulkan dana pendidikan, atau mempersiapkan pensiun. Oleh karena itu, penting untuk memiliki kesadaran finansial yang kuat dan fokus pada prioritas keuangan jangka panjang daripada terjebak dalam tekanan untuk mengikuti tren.
Ada beberapa alternatif untuk mengatasi FOMO bila kamu sudah terjebak dengan dampak negatifnya. Berikut yang bisa kamu lakukan:
Dalam hal finansial, salah satu cara untuk mengatasi FOMO yaitu dengan membuat anggaran dan fokus pada apa yang benar-benar penting untukmu secara finansial. Misalnya, daripada membeli barang mewah yang sedang tren, lebih baik alokasikan uang dan pendapatan bulananmu untuk investasi jangka panjang atau kebutuhan esensial. Anggaplah pendapatan per bulanmu sebesar Rp 10.000.000, kamu bisa menggunakan 50% sebesar Rp 5.000.000 untuk memenuhi kebutuhan bulanan, 20% atau Rp 2.000.000 untuk memenuhi keinginanmu, dan 30% lainnya sebesar Rp 3.000.000 disisihkan untuk berinvestasi dalam memenuhi tujuan finansial jangka panjang. Kamu bisa berinvestasi melalui aplikasi Makmur yang telah berizin OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan memiliki lebih dari 100 reksa dana serta 15 manajer investasi yang dipilih dan terkurasi secara ketat.
Media sosial seringkali memperkuat FOMO dengan menampilkan gaya hidup yang tampak sempurna dari orang lain. Tidak ada yang salah menggunakan media sosial, namun kamu perlu mengurangi intensitas penggunaannya agar tidak menimbulkan keinginan mengikuti gaya hidup orang lain. Misalnya, biasanya dalam 1 hari kamu menghabiskan waktu 6 jam menggunakan media sosial, kamu dapat mengurangi secara berkala menjadi 5 jam, kemudian 4 jam, dan seterusnya.
Temukan kegiatan yang memberikan kebahagiaan tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Misalnya, kamu bisa menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga atau teman-teman, atau melakukan aktivitas seperti berolahraga joging di lingkungan tempat tinggal yang tidak memerlukan biaya besar.
Latihlah kesadaran diri untuk mengenali kapan FOMO sedang mempengaruhi pikiran dan keputusanmu. Sebagai contoh, sebelum kamu ingin mengikuti tren baru, pertimbangkanlah apakah tren itu benar-benar sesuai dengan kebutuhan serta tujuan hidupmu atau tidak. Dengan menyadari dan mengenali kapan kamu merasakan FOMO, hal itu bisa meminimalisir dampak pengaruh negatif dari FOMO itu sendiri.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kamu bisa mengelola FOMO dengan lebih baik dan membuat keputusan finansial yang lebih cerdas, salah satunya dengan cara berinvestasi serta membangun kehidupan yang lebih baik dalam jangka panjang.
Tetapi ada hal yang perlu kamu lakukan sebelum berinvestasi, kamu perlu menetapkan tujuan investasimu dengan jelas dan harus memahami profil risiko investasimu. Setelah itu, pilihlah reksa dana yang sesuai dengan tujuan dan impian jangka panjangmu.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Ilham Fitriadi Budiarto
Hai, Sobat Makmur! Nilai tukar rupiah tidak hanya menggambarkan stabilitas ekonomi nasional, tetapi juga menunjukkan bagaimana investor global menilai kekuatan fundamental domestik. Dalam beberapa waktu terakhir, rupiah menunjukkan tren pelemahan terhadap United States Dollar (USD), yang tentu perlu dicermati oleh para investor, khususnya dari sisi manajemen risiko nilai tukar. Di artikel ini, Makmur akan mengulas […]
Hai, Sobat Makmur! Pasar keuangan Indonesia sedang mengalami pergerakan yang fluktuatif. Di tengah tekanan global dan ketidakpastian suku bunga, investor asing melakukan aksi jual besar-besaran di pasar saham dan instrumen jangka pendek. Namun menariknya, investor asing tetap berinvestasi pada obligasi pemerintah. Fenomena ini menyimpan banyak insight penting, khususnya buat kamu yang ingin tetap cermat menghadapi […]
Hai, Sobat Makmur! Perekonomian Indonesia memang masih menunjukkan pertumbuhan, tapi ada sinyal penting yang perlu kita cermati. Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan perekonomian Indonesia melambat tahun ini. Salah satu penyebabnya dari tekanan pada kelas menengah, yang selama ini jadi penopang utama ekonomi nasional. Pada artikel ini, Makmur akan mengajak kamu memahami lebih dalam apa yang […]
Hai, Sobat Makmur! Dalam beberapa waktu terakhir, minat masyarakat dalam berinvestasi emas menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini tercermin dari antrean panjang di berbagai gerai penjualan logam mulia. Emas menjadi pilihan karena pergerakan harganya yang relatif stabil dan cenderung meningkat dalam jangka panjang, sehingga dapat dijadikan sebagai aset pelindung nilai (safe haven). Namun, emas tentu […]
Hai, Sobat Makmur! Setelah libur Lebaran, pasar saham Indonesia kembali dibuka dengan pergerakan yang volatile. Meskipun IHSG berhasil menguat, investor asing justru terus melanjutkan aksi jualnya. Di saat yang sama, rupiah juga mengalami tekanan akibat ketidakpastian global dan gejolak geopolitik. Kondisi ini membuat investor mempertimbangkan kembali posisi saham apakah masih relevan untuk dipertahankan, atau saatnya […]
Hai, Sobat Makmur! Morgan Stanley Capital International (MSCI) baru saja mengumumkan bahwa tiga saham milik Grup Barito, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan Petrosea Tbk (PTRO), tidak masuk dalam proses review untuk penyesuaian indeks MSCI Global Standard pada periode Mei 2025. Kabar ini tentu menjadi perhatian pasar, […]