Hai, Sobat Makmur! Meraih keuntungan atau return pasti menjadi tujuan setiap investor dalam berinvestasi. Akan tetapi, kebanyakan investor khususnya investor pemula sering melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan. Hal ini mengakibatkan return yang diterima menjadi tidak maksimal atau bahkan berpotensi mengakibatkan kerugian. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk memahami hal yang harus dilakukan (do) dan yang harus dihindari (don’ts) dalam berinvestasi, khususnya berinvestasi reksa dana. Yuk disimak!
1. Menetapkan Target Investasi Secara Jelas dan Spesifik
Sebelum mulai berinvestasi, kamu harus membuat tujuan dan target finansial yang jelas dan rinci. Jika diibaratkan perjalanan, sebelum berangkat kamu pasti harus menentukan lokasi tujuan yang akan kamu tuju. Penetapan target ini akan membuat rencana investasi kamu bisa terarah. Dengan adanya target yang jelas dapat membuatmu fokus pada tujuan tersebut. Jadi, kamu tidak akan mencairkan dana atau menggunakan dana investasi untuk tujuan lain.
2. Membeli Reksa Dana Sesuai Profil Risiko
Masing-masing investor memiliki profil risiko (risk profile) yang bervariasi. Sebelum berinvestasi, ada baiknya kamu mengidentifikasi profil penerimaan risiko, apakah kamu termasuk investor konservatif (risk averse), investor moderat, atau investor agresif (risk taker). Setelah itu, kamu bisa memilih reksa dana yang sesuai dengan profil risiko. Jika kamu adalah tipe investor konservatif, maka kamu bisa memilih reksa dana pasar uang. Sebab, seluruh portofolio dari reksa dana pasar uang diinvestasikan ke aset yang memiliki volatilitas rendah, seperti Sertifikat Utang Negara (SUN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan sejenisnya. Jika kamu tipe investor yang moderat, kamu bisa memilih reksa dana pendapatan tetap. Reksa dana ini dikenal bisa memberikan return yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan instrumen lain namun dengan risiko yang moderat. Terakhir, jika kamu adalah tipe yang bisa mengambil risiko (risk taker), kamu bisa memilih reksa dana saham. Mayoritas portofolio reksa dana ini berbentuk saham yang dikenal memiliki risiko yang tinggi, namun dibarengi dengan potensi yang tinggi juga (high risk high return).
3. Tak Harus Menunggu Punya Banyak Modal
Banyak calon investor yang masih ragu berinvestasi karena memiliki modal minim. Padahal, berinvestasi tidak harus menunggu punya modal banyak. Jika menunggu punya modal besar, rencana investasimu bisa terus molor dan pada akhirnya kamu batal berinvestasi. Kenyataannya, modal awal berinvestasi reksa dana tidaklah besar dan hanya membutuhkan modal yang minim. Di Makmur misalnya, kamu bisa menemukan reksa dana terbaik yang bisa dibeli hanya dengan modal awal Rp10.000. Beberapa reksa dana yang bisa kamu beli dengan modal Rp10.000 diantaranya reksa dana Capital Fixed Income Fund, STAR Stable Income Fund, dan Trimegah Balanced Absolute Strategy Low Volatility. Jadi, tidak harus menunggu punya modal besar jika kamu ingin berinvestasi reksa dana.
4. Lakukan Riset Mendalam
Berinvestasi artinya mempercayakan danamu untuk ditempatkan di suatu instrumen dengan harapan instrumen tersebut mampu menghasilkan return yang optimal. Itu berarti, sebelum menentukan untuk membeli reksa dana, kamu harus melakukan riset secara mendalam. Jangan sampai Sobat Makmur membeli reksa dana tanpa tahu seluk beluknya. Melakukan riset mendalam juga bisa membuatmu terhindar dari sifat ikut-ikutan atau fear of missing out (FOMO). Misal, jika kamu berencana membeli reksa dana, kamu bisa membaca prospektus dan fund fact sheet yang dirilis oleh Manajer Investasi (MI) sebagai acuan dan dasar riset yang kamu lakukan.
5. Membeli dan Menjual di Timing yang Tepat
Membeli di timing yang tepat akan membuat portofolio investasi kamu berkinerja optimal. Maka, Sobat Makmur juga harus up to date mengenai kondisi makro ekonomi untuk mengetahui timing yang tepat untuk membeli atau menjual reksa dana. Misalkan, dalam waktu dekat ini, sejumlah bank sentral di dunia akan melakukan pemangkasan suku bunga. Dengan adanya sentimen ini, kamu harus bisa membaca situasi dan menentukan instrumen apa yang tepat untuk dibeli. Dalam hal ini, potensi pemangkasan suku bunga bisa menjadi momentum yang tepat bagi Sobat Makmur untuk mengakumulasi reksa dana pendapatan tetap.
1. Berinvestasi Tapi Tidak Punya Target Spesifik
Investasi tanpa target ibarat perjalanan tanpa tujuan. Jika kamu berinvestasi tanpa target yang jelas, rencana investasimu akan menjadi tak terarah. Jika kamu ingin memasang target, pastikan target yang dipasang harus jelas dan spesifik antara target jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Misal, kamu berinvestasi dengan tujuan untuk membayar biaya pernikahan, uang muka kredit pemilikan rumah (KPR), atau untuk biaya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di tahun depan.
2. Mengambil Risiko yang Terlalu Besar
Menjadi investor agresif dan berharap return yang besar memang sah-sah saja. Akan tetapi, perlu diingat jika return yang besar juga mengandung risiko yang besar. Adalah suatu kesalahan apabila kamu berinvestasi tanpa mengenali profil risiko pribadi. Misal, kamu adalah investor dengan tipe risk averse. Akan tetapi, alih-alih membeli reksa dana pasar uang, kamu justru mengambil reksa dana saham dengan risiko yang besar. Jangan membeli aset berisiko tinggi jika kamu adalah tipe risk averse. Hal ini untuk menjaga kondisi finansial dan mentalmu tetap sehat apabila portofoliomu mengalami penurunan nilai.
3. Mau Investasi Tapi Menunggu Punya Modal Banyak
Modal memang menjadi salah satu faktor penentu seseorang dalam berinvestasi. Akan tetapi, adalah sebuah kesalahan besar jika kamu baru berinvestasi jika punya modal yang besar. Pada akhirnya, kamu akan menunda keinginan berinvestasi hanya karena tidak punya modal besar. Padahal, dengan menunda investasi maka sama saja kamu menunda potensi keuntungan dari dana yang dapat dikembangkan dan menghasilkan return lebih banyak.
4. Membeli Reksa Dana Secara Asal Tanpa Riset
Jika kamu membeli reksa dana secara asal, ini sama saja ibarat membeli kucing dalam karung. Artinya, kamu membeli barang tanpa tahu seluk beluknya. Investasi tanpa riset mendalam juga berpotensi membuat kamu terjebak dalam situasi FOMO. Dalam konteks finansial, FOMO sering kali muncul ketika kamu merasa tertinggal oleh tren investasi yang sedang populer. Misalnya, saat melihat orang lain memperoleh keuntungan besar dari instrumen investasi tertentu, kamu mungkin tergoda untuk ikut-ikutan tanpa mempertimbangkan risiko dan dampaknya dalam jangka panjang.
5. Membeli dan Menjual di Timing yang Kurang Tepat
Sebagai investor yang berkualitas, ada baiknya kamu juga memahami kondisi pasar dan juga sentimen yang sedang terjadi saat ini. Jangan sampai kamu salah membaca kondisi pasar sehingga membuatmu membeli dan menjual aset di waktu yang tidak tepat. Jika kamu membeli atau menjual di timing yang kurang tepat, maka potensi keuntungan yang bisa kamu dapatkan juga berkurang.
Selain ke-10 poin tersebut, tentunya masih banyak dos dan don’ts yang bisa Sobat Makmur terapkan dalam berinvestasi reksa dana. Kamu juga bisa menerapkan prinsip dan strategi investasi dari investor kenamaan dunia seperti, George Soros, David Tepper, Seth Klarman, hingga Sir John Templeton. Selain itu, pastikan kamu membeli reksa dana terbaik di Makmur, karena kamu bisa menggunakan sejumlah promo menarik untuk memaksimalkan kinerja portofoliomu, seperti promo Superb September 2024, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Hai, Sobat Makmur! Kalian pasti sudah tidak asing dengan nama Warren Buffet? Warren Buffet merupakan sosok superinvestor yang menjadi panutan bagi banyak pelaku pasar. Hal ini membuat gerak gerik Buffet sering menjadi perhatian banyak investor, tak terkecuali petuah Buffet terhadap pasar modal. Dalam artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk membahas petuah Buffet terhadap […]
Hai, Sobat Makmur! Melaksanakan ibadah haji menjadi salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan seorang muslim jika mampu. Namun, biaya menjadi salah satu hambatan terbesar dalam melaksanakan rukun Islam ke-5 ini. Akan tetapi, ada kabar gembira yang datang dari pelaksanaan ibadah haji. Pemerintah mengumumkan resmi menurunkan biaya ibadah per tahun 2025. Dalam artikel kali ini, […]
Hai, Sobat Makmur! Dalam hitungan hari, kita akan menyambut Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili. Dalam astrologi Tionghoa, tahun ini merupakan tahun ular kayu. Tahun ular kayu pun dianggap tahun yang penuh hoki bagi sejumlah shio. Dalam artikel kali ini, Makmur akan memberimu tips berinvestasi yang tepat di tahun ular kayu untuk memaksimalkan potensi keuntungan di […]
Hai, Sobat Makmur! Salah satu sentimen utama yang sering menjadi perhatian pasar adalah kebijakan bank sentral, khususnya Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed. Pemangkasan suku bunga Fed diperkirakan akan lebih cepat terjadi tahun ini, dimana kebijakan ini akan berpengaruh terhadap instrumen investasi seperti obligasi, saham, dan reksa dana. Dalam artikel kali […]
Hai, Sobat Makmur! Pernah mendengar istilah medical check-up? Istilah ini merujuk pada kegiatan pengecekan kesehatan tubuh secara menyeluruh. Tapi, tahukah Sobat Makmur kalau kondisi finansial juga harus dicek secara berkala sama seperti halnya tubuh? Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu berkenalan dengan financial check-up dan bagaimana cara melakukannya. Yuk, disimak! Apa Itu Financial […]
Hai, Sobat Makmur! Saham masih menjadi salah satu instrumen yang menjadi primadona investor. Hal ini tergambar dari jumlah saham perusahaan terbuka semakin meningkat setiap tahunnya. Selain itu, jumlah investor saham juga terus meningkat. Dalam dunia pasar saham dikenal adanya klasifikasi saham berdasarkan tingkat ketahanannya, yakni saham yang bersifat musiman (siklikal) dan saham yang bersifat defensif. […]