Hai, Sobat Makmur! Salah satu sentimen utama yang sering menjadi perhatian pasar adalah kebijakan bank sentral, khususnya Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed. Pemangkasan suku bunga Fed diperkirakan akan lebih cepat terjadi tahun ini, dimana kebijakan ini akan berpengaruh terhadap instrumen investasi seperti obligasi, saham, dan reksa dana. Dalam artikel kali ini, Makmur akan membahas mengenai pemilihan instrumen investasi yang tepat di tengah potensi pemangkasan fed rate. Yuk, disimak!
Kebijakan suku bunga bank sentral menjadi salah satu sentimen yang cukup penting dicermati dalam berinvestasi. Sebab, naik atau turunnya suku bunga acuan akan mempengaruhi kinerja portofolio investasi. Sebagai investor yang berkualitas, kamu harus memahami terlebih dahulu alasan di balik pemangkasan suku bunga The Fed.
Pada Rabu (15/1), inflasi AS yang tercermin dari indeks harga konsumen atau consumer price index (CPI) dilaporkan lebih rendah dari estimasi. CPI pada Desember 2024 naik menjadi 2,9% secara year-on-year (YOY) dari November 2024 yang sebesar 2,7%. Sementara itu, core CPI yang mengecualikan komponen makanan dan energi tercatat sebesar 3,2%, berada di bawah perkiraan konsensus sebesar 3,3%.
Perlu diingat bahwa suku bunga dan inflasi memiliki hubungan yang berkebalikan. Jika inflasi menurun, bank sentral akan menurunkan suku bunga yang bertujuan untuk mendorong pinjaman (kredit), konsumsi, dan investasi, sehingga meningkatkan aktivitas perekonomian. Hubungan ini menggambarkan peran suku bunga sebagai alat utama untuk menjaga stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi yang seimbang.
Nah, laju inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi ini menghidupkan kembali ekspektasi The Fed untuk memangkas suku bunga lebih cepat dari proyeksi sebelumnya, yakni pada semester pertama 2025. Hal ini diperkuat dengan pernyataan beberapa pejabat Gubernur The Fed, salah satunya dilontarkan oleh Deputi Gubernur The Fed Christopher Waller. Dalam pernyataanya ke CNBC International, Waller mengatakan bank sentral bisa saja menurunkan suku bunga lagi pada paruh pertama tahun 2025 jika data inflasi terus menunjukkan hasil positif.
Waller melanjutkan, jika angka inflasi mendatang sesuai dengan laporan Desember, The Fed mungkin akan memangkas suku bunga lebih banyak tahun ini dan lebih cepat dari perkiraan para investor. Dia optimis tren disinflasi ini akan terus berlanjut dan akan kembali mendekati 2% sedikit lebih cepat dari ekspektasi. Adapun The Fed menargetkan angka inflasi sebesar 2%.
Angin segar juga datang dari Bank Indonesia (BI), dimana BI sudah memangkas suku bunganya terlebih dahulu. BI memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan (BI rate) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2025. Pada Rabu (15/1), Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan pemangkasan suku bunga dilakukan BI berdasarkan dinamika yang terjadi, baik di tingkat global maupun domestik. Ada beberapa alasan yang mendasari pemangkasan suku bunga kali ini. Pertama, BI melihat arah kebijakan Fed rate yang sudah lebih jelas tahun ini. Kedua, dari sisi domestik, BI mencermati bahwa inflasi dalam negeri cukup rendah dan akan tetap rendah ke depannya. Ketiga, BI melihat adanya kecenderungan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih rendah dari perkiraan pada 2025. Sehingga, BI berharap penurunan suku bunga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Sobat Makmur, tahukah kamu kalau pemangkasan suku bunga berdampak positif terhadap sejumlah instrumen investasi? Salah satu instrumen yang terkena dampak positif pemangkasan suku bunga adalah surat utang, yakni obligasi dan/atau sukuk. Ketika suku bunga turun, harga obligasi akan cenderung naik, begitu juga sebaliknya. Penjelasannya, pemangkasan suku bunga acuan akan menyebabkan suku bunga tabungan dan deposito di perbankan menjadi kurang menarik. Kondisi ini akan membuat investor mencari instrumen investasi yang bisa menghasilkan return yang lebih tinggi.
Akibatnya, investor akan lebih tertarik berinvestasi di instrumen obligasi dibandingkan dengan menaruh uangnya di deposito karena obligasi berpotensi menghasilkan return lebih tinggi saat suku bunga turun. Dalam kondisi era pemotongan suku bunga, reksa dana pendapatan tetap menjadi reksa dana yang paling diuntungkan. Sebab, reksa dana pendapatan tetap mayoritas portofolionya berisi efek yang bersifat utang, baik obligasi dan/atau sukuk. Dalam era pemotongan suku bunga, obligasi ini akan cenderung mengalami capital gain karena nilai imbal balik dari kupon utang akan menjadi semakin atraktif.
Tidak hanya diuntungkan oleh kebijakan penurunan suku bunga, beberapa reksa dana pendapatan tetap juga rutin memberikan dividen kepada investor. Dengan demikian, instrumen ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan pasif atau sebagai dana darurat untuk keperluan mendesak. Selain itu, reksa dana pendapatan tetap menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan instrumen lain seperti deposito, karena sifat investasinya yang berjangka menengah hingga panjang.
Secara tidak langsung, penurunan suku bunga juga akan berdampak ke reksa dana saham. Penurunan suku bunga akan membuat investor mencari alternatif lain dengan imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito, yakni pasar saham. Secara teori, meningkatnya permintaan saham di bursa akan menyebabkan harga saham mengalami kenaikan.
Namun, sebelum memutuskan berinvestasi reksa dana, kamu bisa menimbang beberapa faktor yang bisa menjadi pertimbangan. Pertama, mencermati risiko yang terkandung dalam reksa dana dan menyesuaikan dengan profil risiko masing-masing. Kedua, memantau kinerja historis reksa dana dari fund fact sheet yang diterbitkan Manajer Investasi.
Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur juga bisa memaksimalkan kinerja portofolio dengan memanfaatkan sejumlah promo dari Makmur seperti promo New Year Investment, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Merry Putri R. Sirait (bersertifikasi WPPE)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Hai, Sobat Makmur! Kabar menarik datang dari dunia investasi nasional. Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates sekaligus salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia investasi, kini resmi ditunjuk sebagai dewan penasihat investasi Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Penunjukan ini bukan hanya langkah strategis bagi Indonesia, tetapi juga mempertegas komitmen negara dalam memperkuat posisinya […]
Hai, Sobat Makmur! Nilai tukar rupiah tidak hanya menggambarkan stabilitas ekonomi nasional, tetapi juga menunjukkan bagaimana investor global menilai kekuatan fundamental domestik. Dalam beberapa waktu terakhir, rupiah menunjukkan tren pelemahan terhadap United States Dollar (USD), yang tentu perlu dicermati oleh para investor, khususnya dari sisi manajemen risiko nilai tukar. Di artikel ini, Makmur akan mengulas […]
Hai, Sobat Makmur! Pasar keuangan Indonesia sedang mengalami pergerakan yang fluktuatif. Di tengah tekanan global dan ketidakpastian suku bunga, investor asing melakukan aksi jual besar-besaran di pasar saham dan instrumen jangka pendek. Namun menariknya, investor asing tetap berinvestasi pada obligasi pemerintah. Fenomena ini menyimpan banyak insight penting, khususnya buat kamu yang ingin tetap cermat menghadapi […]
Hai, Sobat Makmur! Perekonomian Indonesia memang masih menunjukkan pertumbuhan, tapi ada sinyal penting yang perlu kita cermati. Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan perekonomian Indonesia melambat tahun ini. Salah satu penyebabnya dari tekanan pada kelas menengah, yang selama ini jadi penopang utama ekonomi nasional. Pada artikel ini, Makmur akan mengajak kamu memahami lebih dalam apa yang […]
Hai, Sobat Makmur! Dalam beberapa waktu terakhir, minat masyarakat dalam berinvestasi emas menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini tercermin dari antrean panjang di berbagai gerai penjualan logam mulia. Emas menjadi pilihan karena pergerakan harganya yang relatif stabil dan cenderung meningkat dalam jangka panjang, sehingga dapat dijadikan sebagai aset pelindung nilai (safe haven). Namun, emas tentu […]
Hai, Sobat Makmur! Setelah libur Lebaran, pasar saham Indonesia kembali dibuka dengan pergerakan yang volatile. Meskipun IHSG berhasil menguat, investor asing justru terus melanjutkan aksi jualnya. Di saat yang sama, rupiah juga mengalami tekanan akibat ketidakpastian global dan gejolak geopolitik. Kondisi ini membuat investor mempertimbangkan kembali posisi saham apakah masih relevan untuk dipertahankan, atau saatnya […]