Hai, Sobat Makmur! Kalian pasti sudah tahu bahwa Amerika Serikat (AS) akan segera memiliki presiden baru. Calon Presiden dari Partai Republik, yakni Donald Trump berhasil meraih kemenangan dalam Pemilihan Presiden yang digelar pada Selasa (5/11) waktu AS. Sebagai negara dengan pengaruh terbesar bagi perekonomian dunia, pemilu AS menjadi salah satu sentimen vital yang bisa berdampak pada pasar modal di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kalian untuk mengenali lebih dalam kebijakan Trump dan bagaimana dampaknya ke strategi berinvestasi di 2025. Yuk, disimak!
Sebelum membahas mengenai dampak kebijakan Trump terhadap investasi 2025, ada baiknya kita mengupas terlebih dahulu hasil Pemilu di Negeri Paman Sam ini. Berdasarkan data The Associated Press (AP), perhitungan suara per Minggu (10/11) waktu AS, Trump unggul jauh dengan meraih 312 suara elektoral. Sementara itu, pesaingnya yakni Kamala Harris dari Partai Demokrat hanya mendapatkan 226 suara elektoral. Trump juga memenangkan popular vote, dimana ia berhasil mengumpulkan 74.832.527 suara (50,4%) sementara Kamala mengumpulkan 71.238.534 suara (48%). Dengan hasil ini, Trump berhasil memenangkan Pilpres AS 2024 dengan meraih suara populer dan suara elektoral terbanyak. Hasil tersebut menjadikannya sebagai presiden terpilih AS untuk 4 tahun ke depan.
Untuk diketahui, sistem pemilu di AS, yang ternyata cukup berbeda dengan sistem pemilu di Indonesia. Melansir BBC.com, Presiden Amerika Serikat tidak dipilih langsung oleh rakyat, melainkan melalui sebuah badan yang disebut electoral college atau lembaga pemilih yang mencapai 538 anggota. Karena itu, calon presiden yang memperoleh suara terbanyak dari masyarakat belum tentu menang dalam pemilihan presiden.
Selama kampanye, Trump menyuarakan slogan “Make America Great Again”. Slogan ini merupakan cerminan janji akan kebangkitan Amerika yang dipandang hebat oleh sebagian masyarakat AS. Dalam pidato kemenangannya, Trump menjanjikan kesejahteraan dan rasa aman semua keluarga di Amerika. Oleh karena itu, Trump berpotensi mengeluarkan kebijakan yang bersifat proteksionisme terhadap hal-hal yang berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi dalam negeri. Berikut sejumlah kebijakan Trump yang bisa dicermati oleh Sobat Makmur.
1. Penyelesaian Perang di Ukraina
Trump disebut memiliki kedekatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Selama kampanye, Trump berjanji akan menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina dan mengklaim bahwa dia dapat merundingkan perdamaian antara kedua negara dengan cepat. Sumber The Washington Post menyebutkan, Trump sudah menjalin komunikasi ke kedua kepala negara. Kepada Presiden Putin, Trump meminta untuk tidak memperparah perang di Ukraina. Sementara kepada Presiden Zelenskiy, Trump menjanjikan dialog dan kerja sama yang tak berubah.
Untuk diketahui, invasi Rusia terhadap Ukraina sudah berlangsung sejak Februari 2022. Invasi ini menimbulkan sejumlah dampak seperti kenaikan harga energi, kenaikan harga pangan seperti gandum, gangguan rantai pasokan atau supply chain global, hingga implikasi politik dan keamanan yang berdampak pada behaviour investor. Kala itu, investor cenderung menghindari aset berisiko dan memilih instrumen investasi yang lebih aman (safe haven). Berakhirnya perang Rusia dan Ukraina tentu akan membuat ketidakpastian pasar berkurang dan akan berdampak pada semakin positifnya iklim pasar modal dunia, termasuk Indonesia.
2. Kebijakan Terhadap Energi
Trump dikenal dengan kebijakan yang cukup melawan arus, salah satunya kebijakan energi. Dalam kampanyenya, kebijakan energi Trump berfokus pada pemanfaatan sumber daya fosil dan mengesampingkan upaya transisi ke energi hijau. Trump menganggap ketergantungan pada teknologi hijau dapat melemahkan kemandirian energi AS dan menambah beban ekonomi masyarakat. Kebijakan Trump menitikberatkan pada peningkatan produksi energi dalam negeri melalui pembukaan lebih banyak terminal gas alam cair atau liquified natural gas (LNG) dan mengeksplorasi lebih banyak kilang minyak domestik. Di saat pemimpin negara lain berfokus pada energi hijau, Trump justru menentang pengembangan energi terbarukan. Dalam pandangannya, produksi energi berbasis fosil tidak hanya memperkuat ekonomi AS tetapi juga memastikan harga energi tetap stabil untuk konsumen domestik. Di sisi lain, eksplorasi energi fosil domestik akan mengurangi ketergantungan Amerika pada impor energi dari negara-negara yang tidak stabil secara geopolitik.
Kebijakan energi Trump yang cenderung konservatif akan berdampak negatif pada investasi aset berbasis hijau. Di sisi lain, instrumen investasi yang berbasis energi konvensional akan cenderung diuntungkan, seperti saham-saham berbasis energi seperti batubara dan minyak bumi.
3. Tarif dan Kebijakan Ekonomi “America First“
Dalam kampanye 2024, Trump mengusulkan kebijakan tarif impor yang besar untuk memperkuat ekonomi domestik dan mengurangi ketergantungan AS terhadap produk impor. Trump berencana memberlakukan tarif hingga 20% untuk semua barang impor dan akan menerapkan tarif lebih tinggi hingga 60% khusus untuk produk asal China. Kebijakan tarif Trump diprediksi akan membawa konsekuensi terhadap pola konsumen AS karena potensi kenaikan harga barang impor. Meski Trump mengklaim bahwa kenaikan tarif tersebut akan melindungi pekerja dan produk dalam negeri AS, beberapa pihak khawatir kenaikan tarif ini justru akan merugikan ekonomi dalam jangka panjang. Kenaikan tarif yang akan diberlakukan bakal menghambat perdagangan global, menurunkan pertumbuhan eksportir dan akan menekan pertumbuhan ekonomi global. Tarif tersebut kemungkinan akan meningkatkan angka inflasi di AS. Hal ini bisa membuat ruang gerak The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter semakin sempit.
Akan tetapi, kebijakan ini kemungkinan tidak terlalu berdampak signifikan terhadap kenaikan inflasi AS karena dua alasan. Pertama, tingkat produksi barang di AS sudah membaik sejak pandemi, sehingga supply barang dalam negeri cukup memenuhi kenaikan permintaan. Kedua, mayoritas barang yang diimpor AS dari China adalah barang non-esensial atau barang non-primer. Sehingga, pengenaan tarif tidak akan berdampak besar terhadap Consumer Price Index (CPI) yang menjadi tolak ukur inflasi AS. Dengan demikian, The Fed berpeluang tetap melakukan pemangkasan suku bunga acuannya dengan syarat angka CPI terus menurun.Nah, Sobat Makmur, itu dia beberapa kebijakan dari Presiden AS terpilih Donald Trump dan dampaknya ke pasar modal. Untuk menghadapi ketidakpastian, penting bagi kamu untuk memilih instrumen yang tepat guna mencapai tujuan investasi di tahun 2025. Salah satu instrumen investasi yang bisa kamu cermati adalah reksa dana.
Dengan membeli reksa dana, kamu telah melakukan diversifikasi otomatis. Dalam artian, kamu tidak perlu repot untuk membeli beberapa jenis aset karena danamu sudah dikelola secara otomatis dan profesional oleh Manajer Investasi (MI). Diversifikasi aset ini cocok diterapkan terutama saat ketidakpastian di pasar meningkat. Diversifikasi otomatis ini juga memungkinkan Sobat Makmur untuk memperoleh manfaat dari portofolio yang terdiversifikasi dengan lebih mudah, karena reksa dana diatur dan dikelola oleh manajer investasi profesional yang memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi pasar. Tentu, reksa dana menjadi pilihan yang cocok bagi Sobat Makmur untuk menghadapi ketidakpastian pasar di 2025.
Selain memilih instrumen yang tepat, kamu juga harus memilih platform investasi yang tepat dan aman. Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan lainnya baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur juga bisa memaksimalkan kinerja portofolio dengan memanfaatkan sejumlah promo dari Makmur seperti promo November Growth, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Hai, Sobat Makmur! Sebentar lagi pasar modal Indonesia akan diramaikan dengan hadirnya saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Desember 2024. Kehadiran AADI tentu menambah daftar panjang saham perusahaan tambang batubara yang melantai di BEI. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk […]
Hai, Sobat Makmur! Kalian pasti sudah mendengar wacana pemerintah untuk menaikkan pungutan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% tahun depan. Kenaikan tarif PPN dapat memberikan berbagai dampak terhadap pola konsumsi masyarakat. Dalam artikel kali ini, Makmur akan mengajak kalian untuk memahami dampak kenaikan PPN terhadap perekonomian hingga pasar modal. Pastinya artikel ini akan berguna bagi […]
Hai, Sobat Makmur! Kamu pasti sudah tidak asing dengan istilah value investing. Value investing adalah strategi memilih saham dengan melihat nilai intrinsik sebuah perusahaan. Strategi value investing terbukti berhasil diterapkan oleh sejumlah investor kenamaan dunia, salah satunya adalah Bill Ackman. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu mengenal lebih dekat sosok Bill Ackman dan […]
Hai, Sobat Makmur! Jumlah saham perusahaan terbuka semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini tidak terlepas dari aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) yang dilakukan perusahaan untuk mencari pendanaan di pasar modal. Bertambahnya jumlah saham yang melakukan IPO membuat saham yang menjadi pilihan investor semakin bervariasi. Dalam artikel hari ini, Makmur akan […]
Hai, Sobat Makmur! Salah satu kesalahan terbesar dalam berinvestasi adalah terus menunda keputusan berinvestasi. Padahal, berinvestasi sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan tidak harus menunggu usia matang. Sebab, semakin cepat kamu berinvestasi, semakin cepat pula kamu memetik hasilnya. Pada artikel kali ini, Makmur akan membahas kenapa kamu harus memulai berinvestasi sejak muda dan sedini mungkin. Yuk, […]
Hai, Sobat Makmur! Mendapatkan keuntungan (gain) pasti menjadi target kamu dalam berinvestasi. Akan tetapi, ada kalanya portofolio investasimu mengalami penurunan akibat kondisi pasar modal yang sedang lesu. Seperti yang terjadi saat ini, dimana pasar saham mengalami penurunan cukup signifikan akibat diterpa sejumlah sentimen negatif. Tak jarang kondisi ini membuat sebagian investor terkejut, panik, dan akhirnya […]