Artikel

IHSG Sempat Terkoreksi Dalam, Begini Prospeknya dan Strategi Investasi ke Depan

author
Content Management
author
24 Desember 2024
Facebook
Instagram
Tiktok
blog-detail

Hai, Sobat Makmur! Akhir tahun biasanya menjadi periode yang cemerlang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Akan tetapi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pergerakan IHSG di akhir tahun ini cukup menantang, dimana IHSG sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada artikel kali ini, Makmur akan membahas mengenai prospek IHSG ke depan dan pilihan investasi yang bisa Sobat Makmur terapkan dalam berinvestasi di 2025. Yuk, disimak!

Sempat Sentuh Level Terendah dalam 3 Bulan

IHSG terpantau melemah cukup dalam sepanjang bulan ini. Pekan lalu, IHSG sempat jebol ke level di bawah 7.000, tepatnya di level 6.931,581. Ini merupakan level terendah IHSG dalam 3 bulan terakhir. Pelemahan IHSG ini dibarengi dengan dana asing yang keluar dari pasar saham Indonesia, yang dalam 1 pekan terakhir mencapai Rp 3,98 triliun. Alhasil, sejak awal tahun alias secara year-to-date (YTD), IHSG telah melemah 2,69%. 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan IHSG melemah cukup dalam pada bulan ini. IHSG tertekan ketika ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan yang lebih rendah daripada ekspektasi. Investor cenderung keluar dari pasar saham seusai mengetahui potensi pemotongan suku bunga acuan akan semakin kecil pada 2025. Saham perbankan besar (big bank) menjadi saham yang paling banyak dijual asing, sehingga harga sahamnya cenderung tertekan. Penurunan harga saham big bank cukup berdampak pada IHSG karena saham-saham sektor perbankan memiliki bobot yang cukup besar. Masih dari eksternal, indeks dolar AS (DXY) yang menguat signifikan membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga tertekan. Ditambah, kenaikan imbal hasil (yield) US Treasury membuat pasar saham kembali merana.

Sementara itu, dari domestik belum ada sentimen yang mampu mengangkat IHSG. Pasar berfokus pada rencana pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang memicu sentimen negatif jangka pendek terhadap pasar saham. Kenaikan PPN bisa meningkatkan harga barang dan jasa bagi konsumen, sehingga dapat menekan daya beli masyarakat. Menurunnya konsumsi berpotensi menggerus pendapatan perusahaan khususnya yang bergerak di sektor barang konsumsi yang pada akhirnya mempengaruhi prospek kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, kenaikan PPN juga berpotensi menghambat konsumsi yang akhirnya melemahkan ekonomi dalam negeri. Tentu ini menjadi sentimen negatif bagi IHSG.

Prospek IHSG ke Depan

Meski sempat mengalami rebound pada pekan ini, Sobat Makmur tetap harus waspada terhadap koreksi susulan yang bisa melanda IHSG. Berikut adalah sejumlah sentimen di pasar saham yang wajib kamu cermati.

1. Profit Taking

Salah satu sentimen yang harus kamu cermati adalah potensi adanya aksi ambil untung alias profit taking menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Kamu harus mewaspadai potensi profit taking terhadap saham-saham yang sudah naik tinggi sejak awal tahun dan memiliki bobot yang cukup besar terhadap IHSG seperti saham AMMN, BREN, PANI, DSSA, dan TPIA.

2. Sentimen PPN 12%

Mulai Januari 2025, pemerintah akan menerapkan tarif PPN baru dari semula 11% menjadi 12%. Kenaikan PPN dapat mempengaruhi pasar saham, meskipun dampaknya bersifat tidak langsung. Peningkatan tarif ini berpotensi menekan konsumsi masyarakat karena harga barang dan jasa menjadi lebih mahal, yang pada akhirnya mengurangi daya beli. Apabila penurunan daya beli cukup signifikan, perusahaan (emiten) yang mengandalkan konsumsi domestik bisa mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih. Penurunan laba ini dapat memicu tekanan pada harga saham emiten tersebut, karena investor mungkin menganggap potensi profitabilitasnya menurun, sehingga mendorong aksi jual yang berujung pada penurunan harga saham perusahaan.

3. Kebijakan Presiden Amerika Serikat Terpilih

Presiden terpilih AS Donald Trump akan dilantik pada 25 Januari 2025 mendatang. Dalam jangka pendek, investor kemungkinan akan wait and see terkait rencana kebijakan Trump saat menjabat Presiden AS khususnya kebijakan di sektor perdagangan. Trump cenderung menerapkan kebijakan yang proteksionis khususnya dengan China dan berpotensi menimbulkan serangan balasan. Hal ini bisa memicu kekhawatiran dampak kebijakan tersebut terhadap perdagangan global seperti perang dagang. Perang dagang cukup menjadi sentimen pemberat bagi IHSG, seperti yang pernah terjadi pada 2019. Untuk mengantisipasinya, investor kemungkinan melakukan rotasi portofolio ke aset-aset aman (safe haven), seperti dolar AS, obligasi pemerintah, dan emas, yang menyebabkan tekanan sementara pada pasar saham. Kondisi ini juga dapat memicu capital outflow modal asing dari pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia.

4. Sikap Hawkish The Fed

Untuk tahun depan, Bank Sentral AS yakni The Fed memberi sinyal kebijakan yang hawkish, dimana The Fed kemungkinan hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali lagi. The Fed diramal hanya melakukan pemotongan fed rate sebesar 50 basis points (bps) saja dari yang sebelumnya diperkirakan mencapai total 100 bps. Sikap The Fed yang cenderung hawkish menjadi sentimen negatif bagi pasar saham, yang tercermin dari pergerakan bursa AS yang sempat terkoreksi cukup dalam pekan lalu.

Nah, Sobat Makmur, itu dia sejumlah sentimen yang diperkirakan masih membayangi IHSG sampai akhir tahun. Tentunya, masih banyak lagi sentimen dari dalam maupun luar negeri yang bisa menyeret IHSG ke zona merah.

Untuk itu, penting bagi kamu untuk memilih instrumen yang tepat untuk mewujudkan resolusi keuangan di 2025. Kamu juga bisa menerapkan strategi diversifikasi untuk mengurangi risiko dalam penurunan nilai investasi. Dengan menyebar investasi ke berbagai jenis aset atau sektor, kamu dapat mengurangi dampak negatif dari kinerja buruk satu aset terhadap keseluruhan portofolio.

Kamu dapat melakukan diversifikasi aset dengan berinvestasi reksa dana. Jika kamu berinvestasi di reksa dana, dana milikmu akan dikelola secara otomatis dan profesional oleh Manajer Investasi (MI). MI bertugas menentukan aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio reksa dana, seperti saham, obligasi, atau instrumen pasar uang, tergantung pada jenis reksa dana yang kamu pilih. Pemilihan aset ini dilakukan berdasarkan analisis mendalam serta mempertimbangkan berbagai aspek makroekonomi untuk memastikan pengelolaan investasi yang optimal.

Reksa dana campuran bisa menjadi alternatif pilihan untuk menerapkan strategi diversifikasi. Dengan alokasi aset pada saham, obligasi, dan instrumen pasar uang, reksa dana campuran menawarkan potensi imbal hasil yang lebih stabil. Diversifikasi yang ditawarkan oleh reksa dana campuran membantu mengelola risiko di tengah sentimen pasar yang dinamis.

Sobat Makmur juga bisa mencermati reksa dana pendapatan tetap. Reksa dana jenis ini menginvestasikan mayoritas dananya pada instrumen surat utang (obligasi dan atau sukuk), termasuk obligasi pemerintah. Dengan portofolio yang didominasi oleh obligasi, reksa dana pendapatan tetap cenderung menghasilkan imbal hasil yang relatif stabil, terlepas dari fluktuasi jangka pendek yang mungkin muncul akibat sentimen negatif di pasar saham.

Sementara itu, reksa dana pasar uang menjadi pilihan ideal bagi kamu yang mengutamakan keamanan dan likuiditas di tengah ketidakpastian pasar akibat kenaikan biaya dan perubahan daya beli. Reksa dana pasar uang berinvestasi pada instrumen jangka pendek seperti deposito dan obligasi jangka pendek yang mana memiliki volatilitas yang minim.

Pastikan kamu membeli reksa dana pilihanmu di Makmur. Sebab di Makmur, kamu bisa memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan dengan kurasi dan seleksi yang ketat, baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur juga bisa memaksimalkan kinerja portofolio dengan memanfaatkan sejumlah promo dari Makmur seperti promo December Wealth, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.

Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.

Link: Promo-Promo di Makmur

Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.

Download Makmur

Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Web Aplikasi Makmur

Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:

Website: Makmur.id

Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)

Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi

Bagikan
Facebook
Instagram
Tiktok
Artikel lainnya
Artikel

Kenali Strategi Investasi Ala Ray Dalio yang Menjadi Penasihat Investasi Danantara

Hai, Sobat Makmur! Kabar menarik datang dari dunia investasi nasional. Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates sekaligus salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia investasi, kini resmi ditunjuk sebagai dewan penasihat investasi Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Penunjukan ini bukan hanya langkah strategis bagi Indonesia, tetapi juga mempertegas komitmen negara dalam memperkuat posisinya […]

author
Content Management
calendar
24 April 2025
Artikel

Rupiah Melemah? Ini Strategi Investasi untuk Lindungi Portofolio Kamu

Hai, Sobat Makmur! Nilai tukar rupiah tidak hanya menggambarkan stabilitas ekonomi nasional, tetapi juga menunjukkan bagaimana investor global menilai kekuatan fundamental domestik. Dalam beberapa waktu terakhir, rupiah menunjukkan tren pelemahan terhadap United States Dollar (USD), yang tentu perlu dicermati oleh para investor, khususnya dari sisi manajemen risiko nilai tukar. Di artikel ini, Makmur akan mengulas […]

author
Content Management
calendar
23 April 2025
Artikel

Obligasi RI Tetap Diminati di Tengah Outflow, Reksa Dana Ini Bisa Dicermati

Hai, Sobat Makmur! Pasar keuangan Indonesia sedang mengalami pergerakan yang fluktuatif. Di tengah tekanan global dan ketidakpastian suku bunga, investor asing melakukan aksi jual besar-besaran di pasar saham dan instrumen jangka pendek. Namun menariknya, investor asing tetap berinvestasi pada obligasi pemerintah. Fenomena ini menyimpan banyak insight penting, khususnya buat kamu yang ingin tetap cermat menghadapi […]

author
Content Management
calendar
22 April 2025
Artikel

ADB Proyeksi Kelas Menengah Terhimpit, Ini Kiat Investasi yang Tepat

Hai, Sobat Makmur! Perekonomian Indonesia memang masih menunjukkan pertumbuhan, tapi ada sinyal penting yang perlu kita cermati. Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan perekonomian Indonesia melambat tahun ini. Salah satu penyebabnya dari tekanan pada kelas menengah, yang selama ini jadi penopang utama ekonomi nasional. Pada artikel ini, Makmur akan mengajak kamu memahami lebih dalam apa yang […]

author
Content Management
calendar
21 April 2025
Artikel

Tak Hanya Emas, Ini Pilihan Instrumen Investasi yang Tepat untuk Pemula

Hai, Sobat Makmur! Dalam beberapa waktu terakhir, minat masyarakat dalam berinvestasi emas menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini tercermin dari antrean panjang di berbagai gerai penjualan logam mulia. Emas menjadi pilihan karena pergerakan harganya yang relatif stabil dan cenderung meningkat dalam jangka panjang, sehingga dapat dijadikan sebagai aset pelindung nilai (safe haven). Namun, emas tentu […]

author
Content Management
calendar
17 April 2025
Artikel

Asing Masih Outflow dari Pasar Saham, Reksa Dana Pendapatan Tetap Jadi Alternatif Aman

Hai, Sobat Makmur! Setelah libur Lebaran, pasar saham Indonesia kembali dibuka dengan pergerakan yang volatile. Meskipun IHSG berhasil menguat, investor asing justru terus melanjutkan aksi jualnya. Di saat yang sama, rupiah juga mengalami tekanan akibat ketidakpastian global dan gejolak geopolitik. Kondisi ini membuat investor mempertimbangkan kembali posisi saham apakah masih relevan untuk dipertahankan, atau saatnya […]

author
Content Management
calendar
16 April 2025
Bergabunglah dengan lebih dari 500 ribu investor yang telah berinvestasi di Makmur
ios-app-storeandroid-googleplay-store
Hak Cipta ©2019 - 2025 PT Inovasi Finansial Teknologi
PT INOVASI FINANSIAL TEKNOLOGI (Makmur) adalah perusahaan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Semua investasi mengandung risiko dan kemungkinan kerugian nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Simulasi investasi disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi. Reksa dana adalah produk Manajer Investasi (MI) dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh MI.