Hai, Sobat Makmur! Sebagai negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia, instrumen investasi berbasis syariah tentu memiliki potensi untuk berkembang. Dalam implementasinya, investasi syariah merupakan investasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip dan hukum Islam. Dalam artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu untuk berkenalan dengan salah satu instrumen investasi berbasis syariah, yakni reksa dana syariah. Tentunya, artikel ini akan bermanfaat untuk kamu aplikasikan di 2025. Yuk, disimak!
Reksa dana syariah adalah salah satu bentuk investasi kolektif yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Dalam reksa dana ini, dana yang dikumpulkan dari masyarakat diinvestasikan ke dalam instrumen-instrumen keuangan yang halal, seperti saham syariah, sukuk (obligasi syariah), atau produk pasar uang syariah. Reksa dana syariah diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk memastikan setiap aktivitasnya mematuhi ketentuan syariah, sehingga investor merasa aman bahwa dana mereka tidak digunakan untuk kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Reksa dana syariah dikelola oleh Manajer Investasi (MI) yang bertugas mengelola dana dalam portofolio sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Reksa dana syariah menghindari unsur-unsur seperti riba, gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi). Selain itu, perusahaan yang menjadi sasaran investasi harus mematuhi standar halal dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Reksa dana syariah juga menerapkan sistem bagi hasil, dimana keuntungan dibagikan secara proporsional berdasarkan kepemilikan masing-masing investor.
Selain reksa dana syariah, ada sekitar 5 produk investasi syariah lain yang tersedia di pasar modal Indonesia hingga saat ini, yakni Saham Syariah, Sukuk, Exchange Traded Fund (ETF) Syariah, Efek Beragun Aset Syariah, dan Dana Investasi Real Estate (DIRE) Syariah.
Keenam instrumen investasi syariah ini dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam. Kegiatan yang melibatkan riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi atau perjudian) dilarang. Selain itu, investasi syariah hanya boleh dilakukan pada sektor-sektor atau produk yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Investasi syariah tidak berlaku pada industri yang bertentangan dengan hukum Islam seperti industri alkohol, perjudian, atau produk haram lainnya. Prinsip ini memastikan bahwa dana yang diinvestasikan tetap halal dan berkah bagi investor.
Di Indonesia, investasi berbasis syariah dinaungi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) lewat fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN). Melansir web Bursa Efek Indonesia, sampai dengan saat ini terdapat 17 fatwa DSN-MUI yang berhubungan dengan pasar modal syariah.
Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah menjadikan reksa dana syariah menjadi pilihan menarik, terutama bagi investor yang ingin berinvestasi tanpa melanggar prinsip agama. Berikut sejumlah kelebihan reksa dana syariah dibandingkan reksa dana konvensional.
1. Terjamin Kehalalannya
Reksa dana syariah dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah, yang memastikan bahwa investasi dilakukan secara etis dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Setiap instrumen yang digunakan, seperti saham atau obligasi, harus memenuhi kriteria halal. Aktivitas bisnis yang melibatkan sektor yang bersifat haram atau terlarang tidak termasuk dalam portofolio investasi. Hal ini bisa membuat investor dari kalangan muslim merasa lebih nyaman karena yakin bahwa dana mereka digunakan secara syariah. Sobat Makmur bisa mengambil contoh pada reksa dana TRIM Syariah Saham. Portofolio dalam reksa dana ini adalah efek bersifat ekuitas yang tercantum dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan/atau pihak lain yang diakui oleh OJK. Berdasarkan fund fact sheet per 31 Oktober 2024, reksa dana TRIM Syariah Saham berinvestasi pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar alias big cap yang masuk dalam daftar efek syariah dan dikategorikan berisiko tinggi.
Sumber : fund fact sheet reksa dana TRIM Syariah Saham per Oktober 2024
2. Pengawasan yang Lebih Ketat
Investasi reksa dana syariah memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi. Produk reksa dana syariah diawasi dengan lebih ketat oleh lembaga resmi dan terpercaya. Selain berada di bawah pengawasan OJK, reksa dana syariah juga dipantau oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). OJK dan DPS bertanggung jawab memastikan pengelolaan fungsi-fungsi reksa dana syariah berjalan sesuai prinsip investasi syariah, termasuk menjaga aspek kehalalan investasinya. Pengawasan yang dilakukan oleh DPS juga memberikan jaminan transparansi dalam setiap tahap pengelolaan reksa dana syariah. Produk reksa dana syariah juga dinilai memiliki tingkat risiko yang cenderung lebih rendah. Hal ini karena portofolio investasinya harus tercatat dalam Daftar Efek Syariah (DES) atau berasal dari perusahaan dengan total utang yang lebih kecil dibandingkan nilai asetnya.
3. Potensi Imbal Hasil Kompetitif
Reksa dana syariah juga menawarkan potensi keuntungan yang menarik jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Meskipun menghindari investasi di sektor-sektor tertentu, portofolio syariah memiliki potensi memberi return yang kompetitif. Untuk reksa dana saham misalnya, saham-saham syariah biasanya berasal dari perusahaan dengan fundamental yang kuat, yang memungkinkan prospek keuntungan yang baik. Selain itu, instrumen syariah seperti sukuk juga memberikan tingkat keamanan yang tinggi dengan risiko yang lebih rendah. Dengan pengelolaan yang profesional dan diversifikasi yang optimal, reksa dana syariah dapat memberikan hasil yang sebanding, bahkan lebih baik daripada reksa dana konvensional. Hal ini menjadikan reksa dana sebagai pilihan investasi menarik bagi semua kalangan investor untuk menyambut tahun 2025.
Nah Sobat Makmur, itu dia penjelasan mengenai reksa dana syariah serta kelebihan reksa dana syariah dibandingkan reksa dana konvensional. Selain memberikan potensi return yang kompetitif, reksa dana syariah juga menjamin investasi yang kamu lakukan tidak melenceng dari syariat dan agama Islam. Tentunya, reksa dana syariah bisa menjadi pilihan investasi kamu di tahun 2025.
Jika kamu tertarik berinvestasi di instrumen syariah, kamu bisa memilih 33 reksa dana syariah di Makmur. Reksa dana syariah di Makmur sudah mengalami seleksi dan kurasi yang ketat, serta dikelola oleh manajer investasi berpengalaman.
Berikut sejumlah reksa dana syariah yang menjadi favorit nasabah Makmur dan return-nya per tanggal 9 Desember 2024:
1. I-Hajj Syariah Fund, return 1 tahun terakhir 7,38%
2. Bahana Icon Syariah Kelas G, return 1 tahun terakhir 21,47%
3. Trimegah Fixed Income Plan Syariah, return 1 tahun terakhir 7,42%
4. STAR Stable Amanah Sukuk, return 1 tahun terakhir 7,79%
5. TRIM Syariah Berimbang, return 1 tahun terakhir 11,23%
*data di atas tidak mencerminkan return masa depan
Di Makmur, kamu bisa juga memilih lebih dari 100 produk reksa dana pilihan, baik itu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, maupun reksa dana campuran. Sobat Makmur juga bisa memaksimalkan kinerja portofolio dengan memanfaatkan sejumlah promo dari Makmur seperti promo December Wealth, promo Semua Bisa Makmur, dan promo Semakin Makmur.
Kamu juga bisa memanfaatkan promo-promo Makmur yang tertera pada link di bawah ini untuk mendapatkan keuntungan tambahan dan menemani perjalanan investasimu dalam mencapai tujuan finansial di masa depan.
Link: Promo-Promo di Makmur
Yuk, unduh aplikasi Makmur melalui link di bawah ini dan jangan lupa berikan ulasan terbaikmu.
Perlu diketahui, selain melalui ponsel, kamu juga dapat menggunakan aplikasi Makmur melalui situs web jika ingin berinvestasi menggunakan laptop atau komputer. Silakan klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.
Kamu juga dapat menambah wawasan dengan membaca informasi atau artikel menarik di situs web Makmur. Silakan klik link berikut:
Website: Makmur.id
Editor: Benrik Anthony (bersertifikasi WAPERD dan WMI)
Penulis: Akhmad Sadewa Suryahadi
Hai, Sobat Makmur! Menjelang akhir tahun 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah. Seperti dua sisi mata uang, pelemahan nilai tukar rupiah membawa dampak negatif dan positif terhadap sejumlah sektor. Dalam artikel kali ini, Makmur akan membahas mengenai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan saham sektor mana saja yang terimbas dampak […]
Hai, Sobat Makmur! Menjelang 2025, ada sejumlah sentimen yang wajib kamu cermati, salah satunya yakni rencana China untuk menebar sejumlah stimulus. Sebagai salah satu negara dengan pengaruh yang cukup besar terhadap pasar modal, paket stimulus China menjadi sentimen yang ditunggu-tunggu oleh investor, karena berdampak pada arus modal dan pergerakan harga aset investasi. Pada artikel kali […]
Hai, Sobat Makmur! Apakah kamu pernah mendengar nama Paul Tudor Jones II? Jones adalah nama yang tak asing lagi di dunia investasi. Jones dikenal sebagai salah satu trader paling sukses di era modern, dengan perjalanan karier dan kisah hidup yang penuh inspirasi. Pada artikel kali ini, Makmur akan mengajak kamu berkenalan dengan perjalanan hidup Paul […]
Hai, Sobat Makmur! Dalam berinvestasi, kamu pasti memiliki target atau tujuan yang dipasang. Untuk memastikan apakah kinerja portofolio masih sesuai (inline) dengan tujuan, kamu harus melakukan evaluasi portofolio. Dalam artikel ini, Makmur akan mengajak kamu untuk mengenal pentingnya evaluasi portofolio dan cara melakukan evaluasi portofolio. Yuk, disimak! Apa Itu Evaluasi Portofolio? Evaluasi portofolio investasi adalah […]
Hai, Sobat Makmur! Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, tahun depan pemerintah akan menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari semula 11% menjadi 12%. Di sisi lain, pemerintah juga baru saja mengumumkan adanya kenaikan rata-rata upah minimum provinsi (UMP) sebesar 6,5% yang juga akan dibarengi dengan kenaikan upah minimum regional (UMR). Kenaikan PPN yang dibarengi dengan […]
Hai, Sobat Makmur! Dalam hitungan pekan, kita akan segera memasuki tahun 2025. Apakah Sobat Makmur sudah menentukan strategi investasi untuk tahun depan? Jika belum, Makmur akan membantu Sobat Makmur dalam menentukan strategi investasi. Dalam hal ini, strategi yang dibahas adalah investasi pasif VS investasi aktif dan bagaimana strategi yang cocok diterapkan di 2025. Yuk, disimak! […]